Mata adalah indera yang paling penting bagi manusia, maka menjaga kesehatan mata wajib dilakukan agar aktivitas hidup tidak terganggu. Kita akan sangat terganggu ketika mata kita mengalami gangguan atau bahkan timbul penyakit. Penyakit atau gangguan pada mata ini selain karena degenerasi, yakni makin tinggi usia seseorang akan meningkatkan gangguan pada mata, juga oleh hal-hal lain, seperti pola makan yang kurang benar, lingkungan hidup, kebiasaan mereka, ras atau keturunan dan juga genetik. Salah satu yang paling sering terjadi adalah timbil atau bintitan pada mata. Menurut dr. Armanto Sidohutomo,SpM dari RS Mata Undaan Surabaya timbilan ini sebenarnya adalah tumor akibat infeksi, secara definisi adalah peradangan supuratif kelenjar zeis, meiboom atau moll. Timbilan kebanyakan disebabkan oleh infeksi kuman Streptococcus, Staphylococcus atau Moraxella pada kelenjar kelopak mata yang disebut kelenjar meiboom, krause, mool atau wolfring, terjadi infeksi disertai radang, yang membuntu pengeluaran sekret melalui saluran kelenjar, akibatnya terjadi pembesaran kelenjar.
Jenis timbilan pada mata ini dibagi menjadi 2 yakni :
Timbilan dengan radang atau Hordeolum. Gejalanya, ada benjolan, tumbuh dan membesar dalam waktu yang singkat, disertai tanda radang, merah, bengkak, sakit ketika membungkuk atau diraba, kadang nampak membayang nanah di bawah kulit.
Timbilan tanpa radang atau disebut Chalazion. Gejalanya, tidak sakit karena tak ada peradangan, ada benjolan (bisa karena Hordeolum yang tidak tuntas).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya timbil pada mata ini, antara lain :
Faktor internal yakni alergi terhadap makanan misalnya ikan laut, telur, bahan yang mengandung lemak dan protein tinggi, susu, coklat, emping, durian, kacang atau obat-obatan tertentu. Dan faktor eksternal yakni lingkungan yang berdebu, panas, mengandung polutan bahan kimia tertentu dari pabrik, air kolam renang yang kurang bersih, kosmetik, dan lain-lain. Pengobatan penyakit ini pada tahap awal biasanya diberikan kompres air hangat beberapa kali dalam sehari, fungsinya untuk memperlebar pembuluh darah sekitar, sehinga tranport bahan anti infeksi, anti alergi, anti radang dan sel darah putih lancar. Setelah itu dapat diberikan antibiotika, baik langsung disekitar luka maupun diminum bersama dengan obat anti nyeri dan anti bengkak. Namun pada tahap lanjut, tidak menutup kemungkinan dilakukan insisi atau disudet untuk mengeluarkan nanah yang sudah terjadi di dalam jaringan kelopak mata. Faktor lain yang harus dilakukan adalah ketika anda berniat melakukan insisi sendiri. Perhatikan alat yang anda gunakan, apakah alt tersebut steril dan bebas dari kuman. Hindari kebiasaan mencet-mencet timbil untuk mengeluarkan nanahnya, hal ini sangat tidak dianjurkan karena akan menyebarkan dan meratakan infeksi ke tempat lain, akibatnya akan berlanjut dengan abses (udunan), infeksi keseluruh bola mata dan orbita(selulitis) bahkan dapat berlanjut fatal pada otak.
0 komentar:
Posting Komentar